Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017
Gambar
Prof. Dr. Ir. Darusman, M. Sc. : Jaga Hubungan Dengan Almamater Wisuda Lokal Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Direktur Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mengharapkan kepada lulusan Pascasarjana Unsyiah agar menjaga hubungan baik dengan almamater, sehingga proses belajar dapat berlangsung secara berkesinambungan dan pihak pascasarjana Unsyiah siap menjadi pemecah masalah terhadap persoalan-persoalan sulit dihadapi di lingkungan kerja. Hal itu disampaikan dalam acara wisuda lokal terhadap lulusan pascasarjana unsyiah periode Januari-April tahun 2017 sabtu (29/04/2017)yang bertempat di Gedung Prof. Dr, Ibrahim Hasan, M.B.A Pascasarjana Unsyiah .  Dalam amanatnya Darusman juga menekan "agar para lulusan pascasarjana menjaga almamater dengan terus berkarya dan berinovasi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan masyarakat luas, keberhasilan lulusan unsyiah adalah juga keberhasilan unsyiah secara kelembagaan dan juga menjadi keberhasilan para pengajar"
Gambar
"[PILKADA] DKI MEMANG BEDA" Oleh: Muhammad Taufiq Muhdi   Dikenal semua orang meski tidak ditulis nama Judul di atas hanya mengikuti ikon sebuah stasiun TV swasta, tanpa menyandingkan pilkada DKI dengan pilkada Aceh, "Pilkada DKI memang beda". Pilkada DKI kali ini terasa menghentak ke seluruh nusantara, nampaknya baru dalam pilkada 2017 ini DKI Jakarta benar-benar merasa diri sebagai ibukota RI sejak merdeka sebab dalam dua minggu ini benar-benar diamati gerak geriknya oleh seluruh warga yang mendiami bumi nusantara, tak peduli latar belakang pekerjaan dan pendidikan mulai dari buruh sampai dengan direktur perusahaan berkelas, mulai dari yang tidak sekolah sampai dengan seseorang dengan pendidikan tertinggi, bahkan mulai dari anak-anak balita sampai orang tua semua memelototi DKI tanpa kedip, yang disertai doa, kaul-kaul, taruhan bahkan mistik-mistikan tentu agar kandidat yang dijagokan memenangi Pilkada DKI tahun 2017. Politik memang terkadang mengoyak
Gambar
SAWAH SEMAKIN BERKURANG Oleh: Muhammad Taufiq Muhdi* Lahan sawah terus saja berubah, ada yang menjadi tempat pemukiman dan sebagian lain berubah menjadi lahan non-pangan/sayuran diseluruh belahan bumi Aceh, tanpa disadari bahwa menghilang dan berubahnya sawah menjadi lahan bangunan dan lahan non tanaman pangan adalah salah satu ancaman serius dalam mempertahankan kedaulatan pangan karbohidrat kita. Data perubahan lahan di Aceh menunjukkan bahwa dalam periode 2009-2012 terjadi penyusutan lahan sawah seluas 60.000 Ha lebih, sementara penambahan luas dalam tahun 2013 hanya sekitar 3500 Ha, kondisi ini menunjukkan bahwa sama sekali belum berimbang antara luas penyusutan dengan luas penambahan, jika saja kita asumsikan jumlah penambahan setiap tahuan secara konsisten adalaah 3500 ha maka dalam sepuluh tahun pun belum mampu mengimbangi penyusutan luas lahan dalam periode 2009-2012, paling tidak kita membutuhkan waktu 20 tahun untuk mengejar penyusutan tahun 2009-2012 dengan
Gambar
LHOK AMAN-MEUKEK ACEH SELATAN Oleh: Muhammad Taufiq Muhdi Sekitar Muara Lhok Aman Meukek Aceh Selatan Himpitan Gunung Batu Mengesankan privasinya Tempat Ini  Pantai Lhok Aman adalah salah satu desa di Kecamatan Meukek yang sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia, dibandingkan dengan desa-desa lain di Meukek desa ini relatif mempunyai bentangan topografi datar yang luas, bentangan datar yang luas menjadikan desa ini sangat adem begitu kita masuk menuju ke arah pantai, bukit yang ditempati satu dua rumah menjadikan suasana jalan sangat menyenangkan. Desa ini juga dialiri sungai yang bermuara ke arah pantai masih berada di Desa Lhok Aman, struktur tanah yang sebagian besar ditopang batuan besar mencuat ke permukaan tanah seolah bebatuan tumbuh dari tanah, batuan putih terlihat dalam sungai berair jernih, bebatuan putih  berukuran besar sampai kecil dialiri air sangat memancing hasrat kita untuk menceburkan diri dalam sungai. Bebatuan putih menjadi nilai ekonomi t
Gambar
GARUT ( Marantha arundinacea L.)/SAGENATA (POTENSI KARBOHIDRAT YANG BELUM DISENTUH) Oleh: Muhammad Taufiq Muhdi*   Tampilan batang dan daun garut Penganekaragaman pangan kembali menjadi sangat penting seiring dengan munculnya isu ketahanan pangan atau kedaulatan pangan, karena salah satu dimensi penting kedaulatan dan ketahanan pangan adalah adanya keanekaragaman konsumsi bahan pangan yang berbasis pada sumberdaya lokal. Upaya penganekaragaman pangan dapat dilakukan dengan (1) usaha eksplorasi dan pemanfaatan potensi bahan lokal unggul (2) perbaikan dan aplikasi teknologi budidaya, pengolahan, pengemasan (3) pengaplikasian konsep pengindustrian pangan (Hariyadi, 2011). Tanaman dengan potensi karbohidrat baik yang dilupakan adalah tanaman garut. Sangat sedikit dari kita yang mengenal tanaman garut sebagai bahan makanan, ketika disebutkan garut yang terlintas dalam ingatan kita adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, padahal garut ( Marantha arundinacea L.
Gambar
Cakologi Kalau anda mencari di google tentang pengertian cakologi maka akan muncul penayangan tentang ekologi, sebab kata terdekat cakologi dalam mesin google adalah ekologi. Di Aceh belahan Barat Selatan "cako" lebih tepatnya "ek cako" adalah kotoran gigi yang tidak pernah disikat (tetapi secara spesifik ia bukanlah sisa-sisa kopi atau tembakau), "ek cako" memang  sebagai lapisan yang muncul akibat kurang menggososk gigi, dan menggosok gigi pada tahun70-an kebawah biasanya di pedesaan dengan menggunakan arang sisa pembakaran kayu di dapur yang kemudian dihaluskan, arang ternyata juga menjadi pembunuh kuman yang efektif, tetapi mungkin tidak seefektif dan sepraktis cairan moutwash yang kita jumpai saat ini.  Belakangan, setelah hampir semua produk kosmetik dan kesehatan menyerang Aceh (kira-kira dasawarsa 90-an) "ek cako" sudah semakin jarang terlihat karena dengan mudah semua kita mendapati sikat gigi dengan pastanya. Hilang dalam d
Gambar
M. Taufiq, 2016. Concentration Analysis of Some Heavy Metal on the Indicated Contaminated Paddy Field in Sawang, South Aceh District. A Master Thesis at the Graduate Program of Syiah Kuala University, under the Supervision of Muyassir and Teti Arabia. ABSTRACT Heavy metal in the soil will cause bioaccumulation in plants, and if consumed by humans they will eventually lead to bioaccumulation in humans. Such metal contamination makes the food unsafe for the human to consume. This study aims to determine the concentration of heavy metals, Hg, Cd and Pb in the paddy fields of Sawang in South Aceh District. There is an indication that the fields have lately been polluted by careless use of agrochemicals during gold mining and farming activities.  This study used grid method of soil survey known as rigid grid soil survey. The soil sampling scheme was systematically designed, taking into account the expected range of auto-correlation space. Observations distance was made regularly a
Gambar
SMK ATAU SMA? Oleh: M.Taufiq* Cukup menarik membaca tulisan Sofyan A Gani dalam harian Serambi Indonesia (kamis 25 Februari) tentang pesimisme sebagian masyarakat kita dalam menatap dan mendidik anak mereka di SMK. Ini mengingatkan saya ketika suatu waktu mengadakan seleksi penerimaan siswa baru SMK, dalam sesi wawacancara seorang teman saya secara iseng bertanya kepada salah seorang peserta, “Apakah kepanjangan SMK?’ secara spontan dan mungkin juga dengan setengah serius peserta tes menjawab “SEKOLAH MEMANJAT KELAPA”. Jawaban anak baru tamat SMP tersebut memang tidak serta merta dapat dijadikan parameter sesungguhnya terhadap daya tarik masyarakat secara keseluruhan terhadap SMK, tetapi bagaimanapun juga itu adalah alah satu respon yang suka tidak suka harus kita anggap sebagai kritik kepada para pihak yang mengelola pendidikan SMK. Namun demikian ini cukup membuktikan terhadap apa yang disampaikan oleh Dr. sofyan bahwa ada kesalahan pihak sekolah dalam “memasarkan”SMK dan
Gambar
"MANTE" Salah satu pengalaman terbaru saya adalah kembali kepada ingatan masa kecil ketika saudara yang lebih tua mengatakan kepada saya ketika saya tercengang melihat hal-hal yang baru "bek bante that" artinya lebih kurang jangan terlalu lama tertegun. Ternyata kata "bante" merujuk kepada salah satu kelompok kami orang Aceh yang berada jauh didalam hutan kebanggaan kami. "Bante" dalam masa kecil saya wujudnya sama sekali tidak saya pahami, tetapi lebih didekatkan pada stigma ketakjuban melihat hal-hal baru, hal baru tersebut bisa saja berupa perkembangan tekhnologi, aksi seseorang atau kecantikan seseorang. sudah menjadi kebiasaan Aceh di Barat dan Selatan "ketertinggalan" diidentikkan dengan kelompok kami yang terdekat, bukan untuk mendiskreditkan atau rasis tetapi hanya ingin cepat dipahami saja, Ternyata "bante" mempunyai beberapa persamaan, dalam sebuha lagu di sebut "gante" atau yang terakhir saya ke