Cakologi Kalau anda mencari di google tentang pengertian cakologi maka akan muncul penayangan tentang ekologi, sebab kata terdekat cakologi dalam mesin google adalah ekologi. Di Aceh belahan Barat Selatan "cako" lebih tepatnya "ek cako" adalah kotoran gigi yang tidak pernah disikat (tetapi secara spesifik ia bukanlah sisa-sisa kopi atau tembakau), "ek cako" memang sebagai lapisan yang muncul akibat kurang menggososk gigi, dan menggosok gigi pada tahun70-an kebawah biasanya di pedesaan dengan menggunakan arang sisa pembakaran kayu di dapur yang kemudian dihaluskan, arang ternyata juga menjadi pembunuh kuman yang efektif, tetapi mungkin tidak seefektif dan sepraktis cairan moutwash yang kita jumpai saat ini. Belakangan, setelah hampir semua produk kosmetik dan kesehatan menyerang Aceh (kira-kira dasawarsa 90-an) "ek cako" sudah semakin jarang terlihat karena dengan mudah semua kita mendapati sikat gigi dengan pastanya. Hilang dalam d...
Postingan populer dari blog ini
"MANTE" Salah satu pengalaman terbaru saya adalah kembali kepada ingatan masa kecil ketika saudara yang lebih tua mengatakan kepada saya ketika saya tercengang melihat hal-hal yang baru "bek bante that" artinya lebih kurang jangan terlalu lama tertegun. Ternyata kata "bante" merujuk kepada salah satu kelompok kami orang Aceh yang berada jauh didalam hutan kebanggaan kami. "Bante" dalam masa kecil saya wujudnya sama sekali tidak saya pahami, tetapi lebih didekatkan pada stigma ketakjuban melihat hal-hal baru, hal baru tersebut bisa saja berupa perkembangan tekhnologi, aksi seseorang atau kecantikan seseorang. sudah menjadi kebiasaan Aceh di Barat dan Selatan "ketertinggalan" diidentikkan dengan kelompok kami yang terdekat, bukan untuk mendiskreditkan atau rasis tetapi hanya ingin cepat dipahami saja, Ternyata "bante" mempunyai beberapa persamaan, dalam sebuha lagu di sebut "gante" atau yang terakhir saya ke...
SAWAH SEMAKIN BERKURANG Oleh: Muhammad Taufiq Muhdi* Lahan sawah terus saja berubah, ada yang menjadi tempat pemukiman dan sebagian lain berubah menjadi lahan non-pangan/sayuran diseluruh belahan bumi Aceh, tanpa disadari bahwa menghilang dan berubahnya sawah menjadi lahan bangunan dan lahan non tanaman pangan adalah salah satu ancaman serius dalam mempertahankan kedaulatan pangan karbohidrat kita. Data perubahan lahan di Aceh menunjukkan bahwa dalam periode 2009-2012 terjadi penyusutan lahan sawah seluas 60.000 Ha lebih, sementara penambahan luas dalam tahun 2013 hanya sekitar 3500 Ha, kondisi ini menunjukkan bahwa sama sekali belum berimbang antara luas penyusutan dengan luas penambahan, jika saja kita asumsikan jumlah penambahan setiap tahuan secara konsisten adalaah 3500 ha maka dalam sepuluh tahun pun belum mampu mengimbangi penyusutan luas lahan dalam periode 2009-2012, paling tidak kita membutuhkan waktu 20 tahun untuk mengejar penyusutan tahun 2009-2012 dengan ...
Komentar